Bulan Juli 2015, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,97 persen. Laju inflasi Tahun 2015 mencapai 1,96 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 7,38 persen.
Inflasi yang terjadi pada bulan Juli disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks/inflasi yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 2,15 persen; kelompok bahan makanan 2,00 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,56 persen; kelompok kesehatan 0,38 persen; kelompok sandang 0,23 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,12 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,08 persen.
Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain: angkutan udara (0,3525 persen); angkutan antar kota (0,1290 persen); daging ayam ras (0,0750 persen); cabai merah (0,0657 persen); daging sapi (0,0274 persen); pemeliharaan/service (0,0216 persen); ayam bakar (0,0210 persen); cabai rawit (0,0207 persen); kelapa (0,0201 persen); tutup kepala/topi (0,0183 persen); bubur (0,0164 persen); kembung/gembung (0,0148 persen); petai (0,0133 persen); kacang panjang (0,0125 persen); tarip listrik (0,0124 persen); anggur dan bandeng masing-masing (0,0119 persen); parfum (0,0117 persen); kangkung (0,0112 persen); ayam hidup (0,0102 persen); bayam (0,0099 persen); tarip kendaraan travel (0,0077 persen); sop (0,0076 persen); susu bubuk (0,0073 persen); taman kanak-kanak (0,0072 persen); sandal kulit (0,0070 persen); buncis (0,0067 persen); ketimun (0,0061 persen); tempe (0,0059 persen); upah pembantu RT dan tongkol masing-masing (0,0057 persen); dan gado-gado (0,0053 persen).
Pada bulan Juli 2015, dari 82 kota yang diteliti 80 kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Pangkal Pinang 3,18 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah kota Pematang Siantar 0,06 persen. Kota Jakarta menempati urutan 33 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.