Inflasi Jakarta pada bulan Desember tercatat 0,26 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi bulan yang sama tahun sebelumnya 0,30 persen. Demikian juga dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya 0,27 persen, maka inflasi bulan ini sedikit mengalami penurunan.
Cabai merah menjadi salah satu penyebab utama inflasi. Jika pada bulan sebelumnya andil cabai merah 0,03 persen maka pada bulan Desember andil cabai merah menjadi 0,05 persen dan merupakan andil tertinggi. Tingginya harga cabai merah biasa terjadi pada musim hujan selain adanya momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru yang menyebabkan konsumsi cabai merah lebih tinggi dari biasanya.
Selain cabai merah, angkutan udara dengan andil 0,03 persen menjadi penyebab tertinggi kedua terjadinya inflasi. Adanya momen libur Natal dan Tahun Baru meningkatkan penggunaan transportasi angkutan udara. Meskipun pemerintah memberlakukan syarat protokol kesehatan dengan sangat ketat, tetap tidak menurunkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan udara sebagai sarana berpergian di masa pandemi.
Komoditas berikutnya yang memberi andil tertinggi pada inflasi adalah telur ayam ras 0,03 persen. Trend permintaan telur ayam sudah mengalami kenaikan sepanjang pandemi, konsumsi telur meningkat sebesar 0,09 kilogram per kapita per tahun. Kian melonjaknya harga telur ayam ras jelang akhir tahun karena tingginya permintaan menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.